Disecarik kertas
dan mengandalkan sebuah pena bewarna hitam...
hanya diam membisu mendengarkan segala keluhan hati...
andai mereka mempunyai ekspresi layaknya manusia mungkin..
mereka bingung dengan segala keluhan yang diucapkan tuannya...
pena itu mulai mengundang tuanya untuk menggunakanya.. untuk menuliskan sesuatu... mengambarkan sesuatu...
sang kertas pun menari-nari indah...
menginginkan tuannya untuk mulai mewarnainya dengan tulisan-tulisan, dengan gambar-gambar
seaakan-akan berkata "cepat..cepat.. aku ingin kau menggambar didiriku. keluarkan keluhan mu disini, aku rela tubuhkan penuh tinta agar kau tenang...aku rela kau gambar segala kekesalanmu..."
kertas itu membujuk tuannya...
sang pena pun menambahkan... "aku pun rela tintaku habis kau gunakan, aku rela agar hati mu tentram, walaupun nanti tinta yang dituliskan akan terhapus dengan basahnya air matamu, tapi menulis lah menggambarlah agar kau tenang"
tuannya yang kini telah memuncak rasa sedihnya... mulai menggerakan tangan dan mengukir sambungan-sambungan tinta di secarik kertas...
apa yang dituliskan... bukan tulisan tapi gambar..
dia menggerakan pena membentuk 2 bulatan kecil, dan menarik garis melengkung...
membentuk gambar seseorang yang sedang tersenyum...
pena dan kertas pun ikut menangis melihat tuanya...
"ya Tuhan semoga tuanku ini hilang dari rasa sedihnya, sesedih apapun dia, semenderita apapun hatinya dia
masih bisa tersenyum"
~C~
~C~
0 comments:
Posting Komentar