Aku ga akan mundur dengan pilihan yang ku
buat,
Aku ga akan lengah dengan kenekadan yang ku pilih,
Sekali pun aku harus tertatih dan merangkak untuk mencapainya..
Ya mencapai puncak keberhasilan dan menaklukan diri sendiri..
Kita start jam 03.00 am wita
Hari masih gelap tapi sudah ramai, hampir semua pendaki keluar dari tenda angina kencang dan dinginnya plawangan tidak bisa mengalahkan para pendaki yang ingin ke puncak anjani , cahaya-cahaya kecil dari headlamp menerangi jalan, membawa trekking poles dan tas kecil untuk air dan kudapan-kudapan kecil…, hawa dingin mulai menusuk sampai ke tulang, dan kaki pun gementar, tangan yang beku dan mati rasa dipaksa untuk bergerak agar dingin tidak membalur tubuh…
Perjalanan pun kembali dimulai… arda di posisi depan, aku dikedua, lalu wita dan dipaling belakang sugenk.., kita jalan bersama pendaki lainnya, langkah demi langkah, posisi tubuh mulai merungkuk ke depan, karena treknya mulai miring dan curam, pegangan-pegangan disela akar pohon dan tumbuhan, serta tetap menjaga keseimbangan tubuh…
Summit attack ke puncak rinjani memang luar biasa…. Penuh pasir dan bebatuan… ditambah angin yang sangat kencang membuat tubuh tidak seimbang dan menggigil kedinginan… sudah 3 jam perjalanan tapi belum sampai juga, hari mulai menerang, niatku yang awalnya ingin sholat subuh di atas puncak terpaksa buyar, aku sholat di sela-sela bebatuan untuk berlindung dari angin, aku tayamum dan sholat dengan posisi duduk, menghadap kiblat dan menyembah Allah, tak terasa pipiku mulai hangat, air mata mulai mengalir, aku memuji kebesaran Allah dengan segala skenario indah yang Dia tulis untukku,
Ya Allah, sungguh KuasaMu begitu besar, ciptaanMu indah, gunung perkasa ini Engkau yang menciptakannya segala bentuk keindahan yang Kau tunjukan begitu simetris dan tertata rapi, ya Allah ijinkan kaki ini berpijak di puncak itu, ijinkanlah, kuatkan hati dan kaki ini… dan biarkan aku menerima banyak pelajaran ilmu kehidupan dari perjalanan yang Kau tulis ini..
Aku melanjutkan perjalanan, menuju puncak… sempat terpikirkan untuk menyerah ketika angin mulai membuat tubuhku goyah dan tak seimbang, posisi ku sekarang di posisi tanggung, jika mau turun tanggung, dan mau naik lagi rasanya sudah tak punya tenaga…
Kusempatkan istirahat sebentar minum dan makan coklat yang satu-satunya kudapan yang dibawa, soalnya makanan lainnya dibawa wita dan sugenk dan jarak mereka masih jauh dibawah
Dalam hati aku terus beristigfar, dan terus menyebut LA ILLAHA ILLA ALLAH… terus saja.. kepalaku mulai pusing dan hidung terus meler karena dingin…
Arda mulai menyemangati “ayo tinggal dikit lagi tanggung, pelan-pelan aja pasti bisa koq”
Aku mulai kembali merangkak menuju puncak… perlahan baru 2 langkah berhenti lalu melanjutkan kembali.. perlahan tapi terus saja menuju puncak… hatiku terus berdoa menyebut nama Allah ya Allah kuatkanlah sedikit lagi…
Akhirnya sampai dibebatuan yang cukup besar dan mulai melindungi diri dari angin, tinggal 1 tanjakan dan sampai puncak… anginnya sudah mulai reda karna terhalang bebatuan…
Aku melanjutkan perjalanan…..
Dan Alhamdulillah… PUNCAK DEWI ANJANI… aku disini.. ya aku sampai… aku berhasil… rasa haru, senang, cape, sakit, semua berbaur jadi satu… dan semua terbayarkan melihat kebesaran Allah dari atas puncak Anjani..
“kini aku percaya, negeri diatas awan itu ada,
Bahkan bisa menari-nari dengan awan..
Mungkin terkesan berlebihan, tapi orang lain tak mungkin bisa merasakan apa yang dirasakan diri sendiri,
Dapat ilmu baru , dapat pelajaran baru
Melihat banyak hal yang mungkin orang lain belum sempat melihat…”
Hari masih gelap tapi sudah ramai, hampir semua pendaki keluar dari tenda angina kencang dan dinginnya plawangan tidak bisa mengalahkan para pendaki yang ingin ke puncak anjani , cahaya-cahaya kecil dari headlamp menerangi jalan, membawa trekking poles dan tas kecil untuk air dan kudapan-kudapan kecil…, hawa dingin mulai menusuk sampai ke tulang, dan kaki pun gementar, tangan yang beku dan mati rasa dipaksa untuk bergerak agar dingin tidak membalur tubuh…
Perjalanan pun kembali dimulai… arda di posisi depan, aku dikedua, lalu wita dan dipaling belakang sugenk.., kita jalan bersama pendaki lainnya, langkah demi langkah, posisi tubuh mulai merungkuk ke depan, karena treknya mulai miring dan curam, pegangan-pegangan disela akar pohon dan tumbuhan, serta tetap menjaga keseimbangan tubuh…
Summit attack ke puncak rinjani memang luar biasa…. Penuh pasir dan bebatuan… ditambah angin yang sangat kencang membuat tubuh tidak seimbang dan menggigil kedinginan… sudah 3 jam perjalanan tapi belum sampai juga, hari mulai menerang, niatku yang awalnya ingin sholat subuh di atas puncak terpaksa buyar, aku sholat di sela-sela bebatuan untuk berlindung dari angin, aku tayamum dan sholat dengan posisi duduk, menghadap kiblat dan menyembah Allah, tak terasa pipiku mulai hangat, air mata mulai mengalir, aku memuji kebesaran Allah dengan segala skenario indah yang Dia tulis untukku,
Ya Allah, sungguh KuasaMu begitu besar, ciptaanMu indah, gunung perkasa ini Engkau yang menciptakannya segala bentuk keindahan yang Kau tunjukan begitu simetris dan tertata rapi, ya Allah ijinkan kaki ini berpijak di puncak itu, ijinkanlah, kuatkan hati dan kaki ini… dan biarkan aku menerima banyak pelajaran ilmu kehidupan dari perjalanan yang Kau tulis ini..
Aku melanjutkan perjalanan, menuju puncak… sempat terpikirkan untuk menyerah ketika angin mulai membuat tubuhku goyah dan tak seimbang, posisi ku sekarang di posisi tanggung, jika mau turun tanggung, dan mau naik lagi rasanya sudah tak punya tenaga…
Kusempatkan istirahat sebentar minum dan makan coklat yang satu-satunya kudapan yang dibawa, soalnya makanan lainnya dibawa wita dan sugenk dan jarak mereka masih jauh dibawah
Dalam hati aku terus beristigfar, dan terus menyebut LA ILLAHA ILLA ALLAH… terus saja.. kepalaku mulai pusing dan hidung terus meler karena dingin…
Arda mulai menyemangati “ayo tinggal dikit lagi tanggung, pelan-pelan aja pasti bisa koq”
Aku mulai kembali merangkak menuju puncak… perlahan baru 2 langkah berhenti lalu melanjutkan kembali.. perlahan tapi terus saja menuju puncak… hatiku terus berdoa menyebut nama Allah ya Allah kuatkanlah sedikit lagi…
Akhirnya sampai dibebatuan yang cukup besar dan mulai melindungi diri dari angin, tinggal 1 tanjakan dan sampai puncak… anginnya sudah mulai reda karna terhalang bebatuan…
Aku melanjutkan perjalanan…..
Dan Alhamdulillah… PUNCAK DEWI ANJANI… aku disini.. ya aku sampai… aku berhasil… rasa haru, senang, cape, sakit, semua berbaur jadi satu… dan semua terbayarkan melihat kebesaran Allah dari atas puncak Anjani..
“kini aku percaya, negeri diatas awan itu ada,
Bahkan bisa menari-nari dengan awan..
Mungkin terkesan berlebihan, tapi orang lain tak mungkin bisa merasakan apa yang dirasakan diri sendiri,
Dapat ilmu baru , dapat pelajaran baru
Melihat banyak hal yang mungkin orang lain belum sempat melihat…”
Gunung rinjani salah satu gunung tertinggi ke 3 di Indonesia 3726 MDPL
Aku bisa menggapainya, sungguh tak ada niat ku untuk menaklukan gunung, yang ada aku ingin menaklukan diri kusendiri.. mengukur batas kemampuanku, mengetahui jati diriku, mencari tau banyak hal dari alam dan bersatu bersamanya…
Dan kelak bila masih diberi kesempatan aku ingin kembali ke puncak anjani menari bersama awan dan merasakan sejuknya angin yang berhembus ^_^
Dan kelak dimasa yang akan datang akan kuceritakan perjalanan ini pada putra-putri ku..
bahwa melakukan perjalanan, mendaki gunung, bersatu dengan alam adalah salah satu cara terbaik untuk belajar...
Part 3 end
Aku bisa menggapainya, sungguh tak ada niat ku untuk menaklukan gunung, yang ada aku ingin menaklukan diri kusendiri.. mengukur batas kemampuanku, mengetahui jati diriku, mencari tau banyak hal dari alam dan bersatu bersamanya…
Dan kelak bila masih diberi kesempatan aku ingin kembali ke puncak anjani menari bersama awan dan merasakan sejuknya angin yang berhembus ^_^
Dan kelak dimasa yang akan datang akan kuceritakan perjalanan ini pada putra-putri ku..
bahwa melakukan perjalanan, mendaki gunung, bersatu dengan alam adalah salah satu cara terbaik untuk belajar...
Part 3 end